Setiap
tahun, jelang Idul Adha, permintaan hewan kurban terus meningkat. Kalangan
pedagang hewan kurban berharap optimis ada peningkatan penjualan yang lebih
baik dibandingkan tahun sebelumnya. Bersamaan dengan itu, umat Islam di
Indonesia akan melangsungkan niat ibadah kurban sesuai dengan pilihannya.
Apakah langsung menunaikannya di rumah sendiri melalui masjid atau melalui
lembaga zakat seperti LAZISMU dengan program Kurban Pak Kumis.
Siapa
yang tidak kenal dengan Pak Kumis? Simak saja kiprahnya dalam program kurban
LAZISMU empat tahun terakhir ini. Dengan menggunakan model L. Manik sebagai
ikon penting dan akrab, layanan dan distribusi kurban telah sampai ke tangan
penerima tepat di hari raya Idul Adha yang didukung lebih dari 80 jejaring
se-Indonesia. Di depan khalayak Pak Kumis dapat diterima dengan baik sejak
tahun 2008.
Daya
tarik Pak Kumis terbilang cukup memikat, berawal dari sebuah kebutuhan
komunikasi akan pentingnya layanan berkurban. Kemudian LAZISMU mencari model
penyampaian pesan berkurban kepada kaum muslimin khususnya di Jakarta.
Akhirnya, artis kawakan ini menjelma menjadi sebuah ikon yang dapat memberikan
informasi layanan berkurban yang mudah diingat. Pak Kumis sendiri tidak saja
terinspirasi dari penampilan artis yang berkumis, melainkan sebuah tafsir
sosial terhadap kaum dhuafa sebagai
penerima manfaat dari ibadah kurban khususnya untuk kawasan pedalaman,
perkampungan kumuh dan padat penduduk, serta kantong-kantong kemiskinan.
Dalam
perjalanannya Pak Kumis dikenal luas sebagai ikon kurban nasional dengan
penampilannya yang sederhana, berpeci, berjas dengan dilengkapi sarung dan
senyum ceria menunjukkan seekor kambing sebagai isyarat ajakan berkurban kepada
masyarakat. Kilas balik Pak Kumis sebetulnya dapat ditinjau ulang saat LAZISMU
membuat program Kampung Kurban Pak Kumis 1432 H yang lalu.
Yang
cukup fenomenal pada 1433 H kemarin, kendati Pak Kumis tidak dimunculkan namun
nuansa khasnya masih tetap ada saat LAZISMU mendapat penghargaan Rekor Muri
berkenaan dengan kurban di 1000 masjid seluruh Indonesia secara serentak. Pada
tahun itu Masjid dipilih sebagai pusat syiar kurban untuk negeri dan distribusi
daging segar hewan kurban ke kawasan pedalaman, perkampungan kumuh dan padat
penduduk, serta kantong-kantong kemiskinan.
Seiring dengan
sasaran dan penerima manfaat, dalam program Kurban PAK KUMIS 1434 H, daging
kurban segar akan didistribusikan di kawasan padat penduduk, perkampungan kumuh
dan kantong-kantong kemiskinan serta dikawasan pedalaman dan suku terasing.
Sasaran ini ditentukan dengan skala prioritas yang menitik beratkan kawasan Pak
Kumis itu sendiri baik di desa maupun kota termasuk di dalamnya kawasan yang
terlanda bencana alam, kelaparan dan rawan gizi buruk. Secara umum prinsipnya
daging segar itu dapat didistribusikan ke berbagai tempat yang jarang tersentuh
distribusi hewan kurban dan melalui sentra-sentra dakwah Islam.
Bila
sebelumnya Kurban Untuk Negeri dijadikan tema besar, namun pembacaan sosial
keagamaan yang berpaut dengan gerakan memberi untuk negeri masih tetap
mengedepankan pola komunikasi Pak Kumis. Sehingga ada beberapa varian program
dan kegiatan yang melengkapi antara lain, adventure
for humanity¸ layanan kesehatan
gratis, paket santunan untuk sekolah dan kebutuhan pokok di hari raya Idul
Adha.
Selain
itu, melalui kekuatan jejaringnya se-Indonesia masing-masing dengan nuansa
lokal memadukan dan mereplika kegiatan yang hampir sama serta juga melakukan
kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti komunitas atau kelompok masyarakat
untuk menghasilkan benih-benih gerakan berbagi. Saat ini pun setiap jejaring
tengah mempersiapkan program Kurban Pak Kumis dengan kreativitas lokal
masing-masing.
Sementara
itu, pada 1434 H kali ini LAZISMU telah mempersiapkan kembali program Kurban
Pak Kumis. Jika sebelumnya tampilan Pak Kumis hadir dengan suguhannya yang
berwujud foto, maka kali ini hadir menyapa dengan konsep komunikasi yang lebih
baru dan berbeda yaitu dengan ikon karikatur. Mengapa karikatur? Tentunya
sebijak mungkin disamping perlunya tampilan baru juga dibutuhkannya kualitas
pesan penyampaian kurban yang dapat diterima oleh semua pihak terang Khoirul
Muttaqin, Direktur Utama LAZISMU. Ini sesuai dengan hasil olah ide yang telah
kami diskusikan secara bersama-sama semoga ada spirit baru untuk menyambut hari
raya Idul Adha, sambungnya.
Jika tidak ada
aral melintang, di tahun ini Kurban Pak Kumis akan dilaksanakan di 100 titik distribusi
yang dilengkapi event utama (adventure
for humanity) serta pendukung lainnya dengan serentak di hari raya Idul
Adha. Adapun capaian target mudah-mudahan dapat menyentuh saluran distribusi
dengan kurang lebih 80.000 hewan kurban dan sasaran penerima manfaat berjumlah:
2.700.000 keluarga kurang mampu. Hal ini dengan mempertimbangkan dan memastikan
hewan kurban yang ada tidak akan menumpuk dan terkosentrasi di wilayah tertentu
atau kota-kota besar, dengan cepat kurban akan terdistribusi secara adil dan
merata, memberi kebahagian tepat dihari bahagia, Idul Adha.
Sejauh mungkin maksud
dan tujuannya tetap harus dipertahankan diantaranya, pertama, memberi layanan
kemudahan bagi kaum muslimin dalam menunaikan ibadah kurban. Kedua, mendistribusikan
kurban secara adil, merata dan fokus pada sasaran prioritas diseluruh
nusantara. Ketiga, membangun jalinan silaturrahim dan persaudaraan diantara
umat Islam. Terakhir, mendorong perilaku kepedulian dan persaudaraan sebagai
instrument perubahan sosial untuk Indonesia yang lebih baik.#
0 Komentar
Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?