November 24, 2008

Revolusi Belajar untuk Si Raja Kecil

Oleh: Nazhori Author



Gelisah, itulah yang dialami sebagian orang tua ketika melihat anaknya yang duduk di TK belum bisa membaca dan menulis seperti anak seusianya. Orang tua juga risau ketika melihat anak tetangga yang sebaya dengan anaknya mahir bermain puzzle di komputer. Orang tua sibuk bertanya-tanya kepada tetangganya mengapa bisa seperti itu. Sekolah di mana anaknya, Bu?

Berbicara pendidikan anak usia dini amat menarik. Terlebih ketika Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dengan tegas menjelaskan dalam Bab IV bahwa jalur, jenjang dan jenis pendidikan Pasal 28 Bagian 7, ayat 3 mengatakan pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Selanjutnya dalam ayat 4 dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.

Melalui UUSPN tersebut dapat diketahui dua kata kunci yaitu usia dini dan pendidikan sebagai pusat perhatian. Mengapa di usia dini seorang anak membutuhkan pendidikan? Pendidikan seperti apa yang tepat untuk anak usia dini?

Dirancangnya UUSPN tentang pendidikan anak usia dini tersebut sangat beralasan. Karena pemerintah ingin menuntaskan program wajib belajar (WAJAR) 9 tahun dan pemberantasan buta aksara. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini merupakan pilar utama sebelum menuntaskan program WAJAR dan pemberantasan buta aksara.

Usia dini merupakan masa kritis dalam tumbuh kembang anak. Para ahli psikologi anak menyebutnya dengan golden age. Anak bukan orang dewasa mini. Anak tetap anak yang memiliki karakteristiknya sendiri yaitu suka bermain, demikian Kak Seto mematahkan tesis pernyataan tersebut. Orang dewasalah yang wajib memenuhi kebutuhan pendidikan anak sesuai dengan kebutuhannya.

Belajar dalam suasana yang menyenangkan, misalnya, telah dilakukan oleh Bimbingan Minat Baca dan Belajar Anak (BIMBA AIUEO) yang diprakarsai oleh Yayasan Pengembangan Anak Indonesia (YPAI). Sejak berdirinya tanggal 3 Desember 1996 yayasan yang peduli pada perkembangan anak usia dini ini menciptakan suatu metode untuk melatih dan mengembangkan minat baca dan belajar anak secara intrinsik khususnya untuk anak usia 3-6 tahun yang digagas oleh Ir. Bambang Suyanto sekaligus pendiri YPAI. Kantor Pengelola Unit BIMBA AIUEO terletak di Jln. Cempaka Raya No. 10 Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Menurut Narno Prasetyo, berkembangnya BIMBA AIUEO sampai sekarang tidak terlepas dari peran yayasan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas pendidikan bagi usia dini. Saat itulah Ir. Bambang Suyanto dengan penelitian pendidikannya meramu konsep revolusi belajar dengan manajemen pendidikan ala BIMBA AIUEO.

Meretas Visi dan Misi
Melalui konsep revolusi belajar tersebut lahirlah visi dan misi BIMBA AIUEO. Visinya menjadikan anak memiliki minat baca dan belajar secara intrinsik agar dapat memperkecil pengaruh lingkungan yang kurang edukatif seperti terlalu banyak nonton televisi, bermain Play Station dan sebagainya, sehingga anak akan lebih rajin dalam belajar dan pada gilirannya menjadi anak yang berprestasi dan penuh percaya diri.

Sedangkan misinya membimbing dan melatih anak yang berorientasi pada afeksi anak melalui cara bermain dengan permainan huruf-huruf dan angka-angka secara individual sesuai dengan tahap perkembangan anak. Visi dan misi inilah yang menjadi landasan tujuan utama BIMBA AIUEO yaitu untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, demikian Ketua Pengelola Unit ini menjabarkan.

Manajemen Pendidikan
Dalam proses belajar mengajar manajemen pendidikan ibarat pondasi dalam bangunan pendidikan. Mengingat begitu penting, manjemen pendidikan berperan sebagai pengawal konsep dasar BIMBA AIUEO yang memberikan terobosan secara revolusioner cara belajar yang efektif. Manajemen pendidikan di BIMBA AIUEO harus tidak harus memberikan efek sosial agar semua stake holders yaitu orang tua, anak, investor dan masyarakat pada umumnya yang terlibat puas akan kualitasnya.

Dilihat dari sisi manajemen pendidikan, Narno Prasetyo mengungkapkan bahwa anak adalah subyek belajar yang harus dihargai dan dihormati. Subyek belajar yang suka bermain. Sehingga dengan bermain minat membaca anak dapat ditumbuhkan sesuai dengan kebutuhannya. Narno Prasetyo mengatakan anak adalah raja kecil. Sifat raja itu harus dipenuhi. Maka tidak perlu melakukan kekerasan dan pemaksaan kepada anak untuk belajar. Ranah afektif anak harus ditumbuhkan mengingat IQ-nya belum siap untuk dicekoki beragam ilmu pengetahuan.

Guru sebagai bagian dari sistem manajemen pendidikan di BIMBA AIUEO, mengajar hanya 2 murid. Kemudian setelah dihasilkan variasi belajar anak ditingkatkan menjadi maksimal 3 murid. Hal ini dilakukan agar interaksi belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Narno Prasetyo mengakui bahwa sebagai akibat manajemen yang diterapkan ini jumlah murid dari 27 unit yang ada rata-rata jumlahnya per unit 50 murid yang berkembang pesat selama satu tahun terakhir. Bahkan mitra kerjasama BIMBA AIUEO mengharapkan 80 murid per unit.

Di samping itu, manajemen pendidikan juga berlaku bagi para investor di BIMBA AIUEO. Investor sebagai mitra kerja yang menyediakan sarana dan prasarana dalam proses belajar dan mengajar tidak melulu bersikap profit oriented tapi bagaimana memberikan kualitas terbaik sehingga orang tua dan masyarakat puas sehingga timbul kepercayaan, tutur Narno Prasetyo. Invstor dalam hal ini bisa pemilik tempat tapi tidak memiliki biaya, memiliki tempat dan biaya serta memiliki biaya tapi tidak memiliki tempat. Oleh karena itu, investor ada jaminan minimum pendapatan dan pengembalian investasi secara penuh, tandasnya.

Keistimewaan dan Jaminan
Bimba AIUEO dirancang untuk anak usia pra-sekolah 3-6 tahun, maka metode bimbingan, pengajaran, dan latihan bertujuan agar anak memiliki minat baca dan belajar secara intrinsik. Karena berbeda dengan TK, BIMBA AIUEO memiliki konsep dasar metode Minat Baca dan Belajar Anak (MBA)-AIUEO diantaranya pertama, gabungan fun learning, individual dan small step system. Kedua, kombinasi kemauan dan kemampuan anak, yang ketiga variasi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara persuasif dan individual.

Fun Learning yang dimaksud di sini adalah proses kegiatan dalam kelas, baik anak didik dan guru selalu dalam suasana yang 100 persen menyenangkan, tidak ada sesaat pun pemaksaan terhadap anak. Jadi proses belajar mengajar berpusat pada anak (child centered), paparnya.

Sedangkan individual system adalah pembelajaran diberikan secara individual bukan klasikal sehingga anak murid sebagai subyek belajar bukan sebagai obyek belajar, modulnya pun diberikan khusus sistem pembelajaran dengan menggunakan sistem individudi di mana setiap anak belajar sesuai dengan kemampuan dan kemauan masing-masing dan dibimbing agar mempunyai kemandirian dalam belajar.

Untuk small step system mengandung pengertian bahwa sistem pembelajaran dengan menggunakan metode (step by step) dengan modul sebagai sarana dalam pembelajaran. Setiap tahapan belajar diberikan dengan bertahap sedikit demi sedikit sampai anak tersebut menguasai sehingga anak akan mudah menjalani proses belajar sampai anak mampu ke tingkat selanjutnya.
Tahapan proses belajar BIMBA AIUEO berdasarkan gagasan Ir. Bambang Suyanto ada 4 level yang terdiri dari Level I (baca kata sederhana), Level II (membaca paragraf). Level III (menulis dan membuat kalimat) dan Level IV (membuat karangan), tegas Narno prasetyo.

Inilah keistimewaan BIMBA AIUEO, jadi anak dalam belajar tidak harus dibantu di rumah. Karena anak sudah ditumbuhkan minat bacanya secara mandiri, kata Narno Prasetyo. Selain itu, BIMBA AIUEO memberikan surat jaminan bisa membaca kata-kata sederhana untuk anak usia 3 tahun 0 bulan yang telah mengikuti 72 jam kegiatan di kelas. Bila dalam jangka waktu tersebut belum tercapai, maka anak aka mendapat bimbingan secara intensif, privat dan gratis.

Setidaknya, kehadiran BIMBA AIUEO untuk memberikan alternatif pilihan kepada orang tua terhadap situasi pembelajaran yang dianggap membosankan, melelahkan dan amat mendoktrin serta cenderung identik dengan kewajiban belajar. Apalagi dengan belajar yang gaya penyampaian gurunya cenderung menakutkan membuat anak menjadi stress.

BIMBA AIUEO amat berbeda dengan TK dan lembaga pendidikan pra-sekolah lainnya. Perbedaannya bisa dilihat dari segi metode. Di samping itu, BIMBA AIUEO sangat mengedepankan proses bukan hasil, katanya dengan nada mantap. BIMBA AIUEO saat ini memiliki cabang di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya dan Batam, ujarnya.

Sebagai tanggung jawab sosial, BIMBA AIUEO mewajibkan kepada setiap unit untuk menerima 4 murid yang tidak mampu plus beasiswa dalam bentuk potongan biaya pendidikan 50 persen, manajemen seperti ini dilakukan untuk subsidi silang, demikian Narno Prasetyo mengungkapkan.

Anda tertarik dengan model pembejalaran BIMBA AIUEO kami senang dan mengucapkan terima kasih jika Anda ikut menjadi mitra kami dengan semangat revolusi belajar yang kami suguhkan . Silahkan hubungi kami di nomor: (021) 9904610 d/a: Jl. Cempaka Raya No. 10 Rt. 04/09, Cempaka Putih Barat.

1 comment:

Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?