May 17, 2013

Talenta Dakwahpreneur Hijab


Bersamaan dengan peran sosial politik perempuan di Indonesia yang terus berubah. Ada sisi lain kehidupan perempuan melalui suatu komunitas yang memperkenalkan suguhan berbeda melalui kretifitas hijab. Aktivitas sosial mereka selain berdakwah dan mengembangkan wirausaha juga memberikan informasi edukatif tentang karakter perempuan yang bertalenta kreatif.

Paling tidak, gerakan modernisasi busana komunitas perempuan muslimah itu sebagai jawaban kepada masyarakat tentang pergeseran cara pandang dalam memaknai busana serta penutup aurat. Dalam hal ini, hijab tidak hanya sebagai penutup kepala, tapi model inovatif yang mengikuti trend berbusana untuk menjembatani perempuan yang belum terbuka hatinya mengenakan jilbab.
Ibarat sebuah kapal yang membelah gelombang, busana dan hijab yang mengikuti perkembangan jaman menampilkan metafora membelah gerak air yang deras dan tinggi dalam ruang hidup keseharian kaum perempuan. Representasinya bergelombang agar bisa didekati secara teologis maupun lewat pengalaman sosial.
Pengalaman Sosial
Banyak cerita dari pengalaman sosial yang dialami perempuan dalam mengenakan busana muslimah. Misalnya Dian Pelangi pendiri komunitas Hijabers. Sosok perempuan muda bertalenta ini banyak mendapat pengalaman untuk mendesain baju. Selain banyak belajar dari ibunda ia juga mendapat kesempatan yang melambungkan namanya setelah mengikuti peragaan busana di Melbourne, Australia empat tahun silam.

Berbekal kepiawaiannya merancang busana muslim komunitas hijab yang digawanginya menjadi rujukan serta buah bibir kaum hawa saat berkeinginan mengenal busana muslim secara lebih dekat. Dengan model ini, tidak sekadar talenta yang berbicara. Proses mendapatkan ilmu mengenal hijab tidak melulu diperoleh dari ikhtiar berpikir. Tetapi melalui sesuatu yang lain yaitu dari pergaulan yang luas sebagai wujud pengalaman sosial.

Yang sesungguhnya menyita perhatian adalah hijab tidak lagi diekpsloitasi untuk diperdebatkan terkait aurat wanita. Apalagi diletakan dalam konsepsi (tashawur) yang terkesan hitam-putih. Namun, yang lebih penting adalah bagimana hijab ini penilaiannya dapat dibuktikan (tashdiq) tidak dalam batasnya yang spiritual saja. Memang, akan jauh lebih menantang jika manfaat hijab dapat dibuktikan secara empirik lewat pengalaman sosial.

Dengan begitu, perjalanan spiritual seorang perempuan dalam mengenakan penutup aurat secara personal dapat dituangkan lewat jalan berbagi salah satunya melalui komunitas hijab. Dalam pandangan ini, semisal visi busana muslimah berdasarkan fungsi demonstratifnya akan dengan mudah dipahami sehingga fungsi intuitifnya bagi perempuan akan menjadi buah inpirasi terhadap dirinya dan orang lain.

Contoh lain yang bisa dijadikan inspirasi sosok perempuan muda muslimah bertalenta adalah Fatin Shiqia Lubis. Suara uniknya di ajang pencarian bakat salah satu televisi swasta sangat menyita perhatian publik. Khusunya remaja putri seusianya yang jatuh hati dengan penampilan Fatin yang memukau. Selain mahir berbahasa Inggris, sisi lain yang menjadi sumbu pengetahuan terhadap remaja muslim adalah dari trend berbusananya.

Sosok pelajar berbakat ini juga menjadi pengalaman sosial yang berharga. Kehadirannya di mata pemirsa secara tidak langsung untuk menutupi anomali kalangan remaja yang terjangkit budaya pop. Dengan demikian Fatin menampilkan sisi lain dari seorang pelajar yang berangkat dari kultur berbeda. Di sana penampilannya mampu memediasi banyak kultur. Dengan cara yang sama lewat pengalaman sosialnya, Fatin merupakan sosok yang mewakili remaja putri dalam penyampaian pesan edukasi mengenai hijab dalam nuansa yang populis-religius.         

Ini merupakan gambaran lain dari pengalaman sosial perempuan dan hijab. Kendati demikian, dalam logika konkret kategori-kategori perempuan dan pengalaman sosial itu yang jelas pada konteksnya saat ini merupakan cermin sosial yang dapat dijadikan pelajaran bahwa dalam dinamikanya hijab dan perempuan akan selalu terkoneksi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang melingkupinya.

Sosialita Perempuan
Belakangan ini cara orang berkomunikasi dan bersosialisasi tidak lagi satu arah. Era sosial media telah membawa pada suatu situasi di mana cara orang bertatap muka tidak mengenal batas geografis. Semua orang dapat berinteraksi dengan kecanggihan digital kemajuan teknologi hanya dengan layar sentuh. Mereka berkiprah menunjukkan jatidirnya di jagad sosial.

Walaupun memiliki kelemahan tidak mampu bertatap muka secara langsung, namum cara berinteraksi melalui media sosial dipilih sebagai pendekatan yang ampuh untuk memobilisasi informasi kepada masyarakat. Di sisi lain, media sosial ibarat juru dakwah yang dapat berbicara kepada semua orang dengan cepat dan efektif. Boleh dikata, banyak cara pandang yang muncul dalam media sosial seebagai cermin sosialita.

Tak dipungkiri, peran sosial perempuan begitu cepat tersebar dengan kemajuan teknologi yang tidak tepikirkan sebelumnya. Terlepas dari makna sosialita yang berkembang saat ini tapi secara positif banyak nilai-nilai edukatif yang dapat disampaikan kepada masyarakat bahwa perempuan dengan batasan auratnya mampu menampilkan dakwah alternatif di ranah publik.

Melalui saluran komunikasi seperti ini justeru umpan balik seputar dunia perempuan dan hijab terus bekerja dalam konteks sibernetika yang dapat dikontrol. Pesan kuat yang disampaikannya menghasilkan respon yang mewakili perempuan-perempuan muda berbakat sebagai tauladan inspiratif. Di sini, kajian seputar perempuan dan busana mendapatkan tempat transmisi yang tepat serta efisien.

Perempuan dan hijab telah menampilkan realitas yang menyatakan pentingnya model berkomunikasi antara perempuan, busana dan keinginan tersembunyinya dalam balutan pengalaman budaya dan sosial. Pandangan ini berarti perempuan muslimah dari latar belakang berbeda mempersepsikan realaitas hijab secara berbeda.

Persis apa yang disampaikan John Fiske (2007) dalam studi budaya dan komunikasi bahwa persepsi yang berbeda bukan satu-satunya proses pembacaan fisik di dalam diri seseorang persepsi pun merupakan wacana kebudayaan yang akan terus berkembang. Begitu pun dengan perempuan dan hijab akan terus menyingkap makna yang tersembunyi di dalamnya. Wallohu' alam

0 comments:

Post a Comment

Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?