July 1, 2009

Resensi Buku


Memaknai Pendidikan dengan Ilmu Pedagogi


Oleh: Nazhori Author


Judul : Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Penulis : Arif Rohman
Terbit : Januari, 2009
Penerbit : Laksbang Mediatama, Yogyakarta
Tebal Halaman : xix + 288



Pendidikan dalam pengertiannya yang sederhana adalah bangunan konsep penyampaian ilmu pengatahuan dari pendidik kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam konteksnya yang klasikal pendidikan sangat bertumpu pada peran sekolah. Dengan demikian paras pembelajaran yang dilakukan selama ini di sekolah terkesan hanya berkutat pada proses belajar mengajar yang menjalankan silabus atau kurikulum.

Pendidikan dalam era yang terus berubah sekarang ini tidak berdiri sendiri. Pendidikan memerlukan displin ilmu lain untuk mendapatkan makna pendidikan sesungguhnya. Globalisasi yang mengusung persaingan ketat tanpa belas kasihan merupakan tantangan tersendiri bagi pendidikan. Dimana kemajuan teknologi dan informasi semakin membuat jarak kehidupan yang jauh menjadi dekat dalam kehidupan manusia.

Secara pedagogis dalam era globalisasi, pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan maksud dapat diukur indikatornya berdasarkan komponen-komponen yang telah disiapkan. Sebagaimana diketahui Departemen Pendidikan Nasional RI beserta jajarannya telah berusaha mewujudkan peningkatan mutu melalui program dan kebijakan strategisnya. Di antaranya adalah Badan Standar Nasional Pendidikan, perbaikan manajamen berbasis sekolah, ujian akhir nasional, sertifikasi guru, sampai dengan peningkatan anggaran meskipun belum mencapai 20 persen.

Semua itu, diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Departemen Pendidikan Nasional menerapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang tercantum dalam rencana strategisnya dari tahun 2005-2009. Dan, berdasarkan survey maupun penelitian, upaya-upaya perbaikan tersebut belum menunjukkan potret pendidikan yang memihak masyarakat.

Untuk itu, saudara Arif Rohman sebagai penulis buku Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan memberikan ulasannya dengan menempatkan pendidikan sebagai fondasi utama menuju masyarakat dan bangsa yang unggul. Seperti dikatakan penulis buku ini bahwa fondasi pendidikan adalah sesuatu yang memberikan dasar atau landasan terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan yang dilakukan masyarakat.


Adapun wujud dari fondasi pendidikan itu menurutnya meliputi aspek-aspek kehidupan masyarakat yaitu sosial, ekonomi, budaya, ideologi, politik, hukum keamanan dan iptek. Sehingga kedudukan dan perannya dapat memberikan arah, modal serta rambu-rambu dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Dalam perspektif filsafat pendidikan diharapkan aktivitas pendidikan dengan fondasi utamanya dapat menciptakan dan menumbuhkan kesadaran budaya yang transformatif.

Dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya pendidikan sangat bergantung pada tiga aspek ini. Tatanan sosial dan ekonomi merupakan bagian dari upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat. Tentunya harus didukung oleh budaya masyarakat yang mampu menjadikan pendidikan sebagai cita-cita sosialnya. Pendidikan harus berani melumpuhkan budaya yang tidak sehat seperti korupsi, diskriminasi, kekerasan, penindasan dan sebagainya yang membuat idealisme pendidikan tidak berkutik.

Di sisi lain, politik dan hukum di negera Indonesia merupakan ranah yang seringkali disorot keberadaannya. Sebagaimana diketahui dua aspek ini sangat mempengaruhi arah dan keputusan-keputusan pendidikan. Misalnya, masih ingat dalam ingatan kita beberapa kasus korupsi dan politik yang menyeret para wakil rakyat ke meja hijau belakangan ini tentu saja sangat mempengaruhi pendidikan politik masyarakat.

Tidak jauh berbeda dengan persoalan hukum, tidak jarang aparat hukum kita turut terlibat dalam beberapa kasus pelik yang justeru mencoreng lembaga hukum itu sendiri. Maka, melalui buku ini penulisnya juga menawarkan gagasan pedagogisnya dengan pendidikan berbasis hukum dan politik. Karena dengan pendidikan ahli-ahli hukum dan politisi yang handal dapat dihasilkan.

Tidak kalah pentingnya, saudara Arif Rohman juga memaparkan fondasi ilmiah sebagai fondasi utama pendidikan. Bagaimana pendekatan filosofis melihat praktik pendidikan saat ini. Pendidikan tidak hanya bicara soal metodologis yang sempit. Secara filosofis penulisnya mengajak pembaca untuk menyelami lebih jauh mekanisme logik kerja suatu sistem dalam lapangan pendidikan tanpa meninggalkan tujuan pendidikan sebagai gagasan kemanusiaan.

Berbicara pendidikan tanpa mengkaji peran peserta didik ibarat sayur tanpa garam. Inilah informasi bergizi buku ini ketika mengulas peserta didik selaku persona kreatif. Menurut Arif Rohman peserta didik adalah subjek perubahan sosial. Oleh karena itu, dalam fitrahnya sebagai manusia peserta didik memiliki dimensi individualitas, sosialitas, religiusitas, historisitas dan moralitas.

Membincang peserta didik mengikuti konsep Paulo Freire tidak lain membedah semua fitrah dan perkembangan anak manusia tatkala mereka berintegrasi dengan lingkungannya. Dan, bagaimana proses reproduksi kulturalnya berlangsung dalam masyarakat sesuai dengan tata nilai dan norma-norma yang mereka miliki untuk menggapai kesadaran kritisnya.

Sedangkan pendidik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan, demikian penulisnya mengungkapkan. Oleh karena itu, antara pendidik dan peserta didik dalam konteks pedagogis sejatinya duduk bersama untuk memecah persoalan bersama dalam proses pendidikan.

Teori perkembangan dalam buku ini menjadi rujukan teori yang menarik karena untuk mengetahui tingkat perkembangan peserta didik oleh guru. Media pendidikan pun disajikan dalam proses pembelajaran untuk menyajikan pembelajaran yang konstruktif dan interaktif. Atas dasar itulah, penulisnya tetap mempertimbangkan lingkungan pendidikan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan.

Tidak kalah menariknya, Arif Rohman juga mengkaji tentang munculnya problem pendidikan sebagai gejala dari perubahan sosial budaya yang semakin cepat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan struktur pemeritahan dari sentralisasi menuju desentralisasi, pergeseran nilai, dan pengaruh globalisasi. Dengan demikian pembaharuan sistem pendidikan nasional mendesak dikumandangkan. Salah satunya adalah pemerataan akan akses pendidikan bagi setiap warga negara tanpa melihat latar belakangnya. Selain itu, relevansi pendidikan dengan ciri khas keindonesiaan lugas digambarkan untuk pembaharuan sistem pendidikan nasional.

Dalam aneka pembaharuan pendidikan penulisnya dengan kritis mengulas masa depan keberlangsungan pengajaran alam, pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek, SMP Terbuka dan Universitas Terbuka, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dan klinik pembelajaran sebagai istilah pedagogis yang perlu diketahui masyarakat dan insan pendidikan.

Berkaca dari buku ini, ke arah mana masa depan pendidikan Indonesia dibawa adalah tanggung jawab kita bersama. Sayang penulis buku ini tidak mengulas konsep sekolah berstandar internasional. Padahal, di tengah gencarnya pemerintah mengkampanyekan wajib belajar masih ada ketimpangan dalam pemerataan pendidikan baik di sekolah swasta, negeri, dan sekolah berstandar lainnya. Luput dari perhatian penulisnya yang tidak menampilkan kajiannya tentang perguruan tinggi negeri yang sekarang ini telah berubah menjadi badan hukum milik negara.

Bagaimana pun kekurangan isi buku ini tetap layak dibaca dan dibedah oleh guru, mahasiswa, dosen, para pihak yang bercimpung dalam dunia pendidikan serta masyarakat pada umumnya. Selamat membaca.

0 comments:

Post a Comment

Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?