April 1, 2015

Lazismu-MPS, MoU Sekolah Teknologi Untuk Anak Dhuafa



Senin, 30 Maret 2015 telah ditandatangani nota kesepahaman bersama antara Lazismu dengan Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta. Lazismu diwakili oleh Direktur Program Development, H. Eko Purwanto, sedangkan MPS diwakili oleh Ibnu Sani, Sekretaris. Dalam penandatanganan itu, disaksikan oleh Direktur Utama Lazismu, M. Khoirul Muttaqin, dan Ketua MPS, Sularno.


Nota kesepahaman itu merupakan rambu petunjuk kedua belah pihak untuk melakukan sinergi program di bidang filantropi, pendidikan, sosial dan pemberdayaan untuk jangka waktu 1 tahun ke depan.

Dalam kesempatan itu, Ketua MPS, Sularno, mengatakan, kerjasama ini adalah Sekolah Teknologi Untuk Anak. MPS mendukung program pendidikan pemerintah untuk mendekatkan akses informasi kepada anak-anak duafa di panti asuhan dan desa tertinggal. “Program ini ada di dua lokasi, yaitu Jakarta dan Garut. Kami atas nama MPS, mengucapkan terima kasih kepada Lazismu,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama, Lazismu, M. Khoirul Muttaqin, mengatakan, ini merupakan program berkesinambungan dengan program sebelumnya. “Hari ini ternyata sinergi itu bias diiikat kembali bersama MPS,” Paparnya. Pastinya, program tersebut adalah induksi awal dari program Child Center Indonesia. “Sebagai wujudnya mari bersama-sama membesarkan proram ini,” jelasnya.

Harapan nyata Lazismu ke depan dapat dikembangkan ke jejaring dan MPS yang ada di daerah di Indonesia. “Sehingga satu tahun berikutnya dapat mengembangkan dan menginisiasi program-program kreatif baru,” tambahnya menegaskan. Kami juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama ini, kata Khoirul.

H. Eko Purwanto menyebutkan, tujuan kerjasama program ini pada dasarnya adalah teraksesnya layanan pendidikan dan teknologi untuk anak yang tidak mampu. “Program Sekolah Teknologi Anak adalah program tindak lanjut  sekaligus  pengembangan dari program IT Center,” ungkapnya.

Ibnu Sani, mengatakan, pihaknya mengaku siap menargetkan 80 anak menguasi program office dasar, serta program desain. “Adapun kelompok sasarannya adalah anak binaan panti asuhan usia sekolah menengah atas dan anak yang bekerja dijalanan usia sekolah menengah atas,” ujarnya.

Waktu dan sistem belajar, MPS telah merancangnya yang sesuai dengan waktu senggang anak. “Namun proses belajar mengajar diadakan selama dua kali pertemuan dalam seminggu,” tandasnya. Sistem belajar menggunakan dua gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan selama enam bulan untuk 10 orang anak. Setelah gelombang pertama selesai, “Dilanjutkan gelombang kedua selama enam bulan dengan siswa yang berbeda dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa,” pungkasnya. (n/a)

0 comments:

Post a Comment

Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?