Persoalan
mendasar yang dihadapi setiap kota adalah ledakan populasi jumlah penduduk.
Belum lagi kompeleksitas persoalan sosial, ekonomi, budaya, politik, keamanan
yang membutuhkan sentuhan tata kelola ruang kota yang nyaman. Tanpa tata kelola
impian memeroleh lingkungan kota tepat sasaran tidak akan pernah ada.
Seiring dengan
perubahan demografis, yang didalamnya ada bonus demografi, ibarat dua sisi mata
uang, ada peluang dan tantangan. Peluangnya bagaimana memberdayakan usia
produktif dalam pertumbuhan ekonomi kreatif. Sementara, tantangannya mencari
solusi kompleksitas persoalan. Tentu saja, hal ini menjadi pekerjaan rumah pemangku
kepentingan (stakeholders) yang
berkecimpung di panggung tata kelola kota dan pembangunan berkelanjutan dalam
balutan smart city.
Laporan
penelitian McKinsey Global Institute (MGI)
tentang Indonesia di 2030, menarik disimak. Menurutnya, dunia bisnis
internasional masih melihat Indonesia pada sisi kekayaan sumber daya alam dan
jumlah penduduk yang besar. Dibalik itu, kata MGI, ada peluang emas yaitu
memahami perkembangannya sebagai sebuah negara berkembang.
Berdasarkan
laporannya, Indonesia yang berada di urutan 16, sebagai negara yang pertumbuhannya
ekonominya besar, ke depan bisa berada pada urutan ke 7, setelah China, AS,
India, Brazil, Rusia dan Jepang. Bahkan mampu menyalip Inggris dan Jerman,
demikian prediksi penelitian itu.
Dalam beberapa
riset, GDP Indonesia di 2030 nanti diproyeksikan menyentuh angka 5 – 6 % per
tahun. Secara elastis, menambah jumlah kelas menengah baru di Indonesia sebesar
90 juta jiwa. Melalui angka ini, kelas menengah Indonesia bertambah menjadi 135
juta jiwa, yang pada 2010 berada di angka 40 juta jiwa.
Selanjutnya,
situasi ini akan mendongkrak iklim investasi, salah satunya kancah property saat pemerintah menyediakan program
1 juta rumah. Kendati saat ini masih mengalami kelesuan, tak menutup
kemungkinan buying signal kelas menengah
dapat tumbuh kembali. Faktanya, sejauh pengamatan penulis, dibeberapa titik
Jabodetabek ada tanda-tanda pengembangan property
dengan konsep (smart city).
Di antara
pengembang yang mengaktivasi konsep smart
city adalah Synthesis Development.
Perusahaan
pengembang di Indonesia yang memiliki varian proyek di bidang properti, ritel,
apartemen, perumahan, superblok, kantor, dan hotel. Synthesis Development dikenal sebagai "Indonesia Developer Property" yang memiliki manajemen proyek terpadu,
konsultan, desain dan pengembangan yang solid.
Pantas jika komitmennya mensintesakan lingkungan
dan teknologi informasi berbuah sukses dengan mengenalkan branding segar Synthesis Development pada 2005. Kisah
itu merupakan komitmen dan tanggung jawab mendapatkan hasil dengan cara yang
benar sejak berdiri dengan nama cikal ProLease
yang tidak lain konsultan properti dan manajemen pusat perbelanjaan pada
1992.
Sesuai misinya, tumbuh menjadi pengembang yang
terpercaya di Indonesia dengan memberikan nilai tambah yang berorientasi pada
konsumen, investor, partner, komunitas, dan seluruh pemangku kepentingan. Sejiwa
dengan misinya yang ingin mensintesakan teknologi informasi dan lingkungan
untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik dalam implementasinya.
Syahdan,
Synthesis Development terus
menciptakan karya terbaik dalam pengembangan properti di Indonesia, terus
berusaha menciptakan ruang hidup perkotaan yang nyaman. Padat gagasan memang
hingga akhirnya berbagi cerita (success
story) mengenai berdirinya, Plaza Semanggi (1999), Casablanca Mansion
(2004), The
Lavande & De Oaze (2006), Urbana Place (2007), Kalibata
City (2008), Hotel
Bali Nusa Dua & Convention dan Festival City Link (2010), Bassura City
(2012), Synthesis Square (2014).
Perubahan terus berlangsung, Synthesis Development terus memacu inovasi dan kreasi dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Menuntaskan ide tidak akan pernah selesai
jika tidak diiringi pelayanan terbaik untuk kepuasan seluruh stakeholders. Itu semua tidak berangkat
dari rasa manis, tapi rasa pahit sebelumnya yang menyintas ide segar muncul ke
permukaan. Seperti kata bijak, jika ingin dimengerti kosongkanlah dahulu isi
cangkirmu.
0 comments:
Post a Comment
Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?