Majelis
Pemberdayan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah yang didukung penuh Lazismu menggelar
tanam bibit padi ramah lingkungan jenis varietas Inpari Sidenuk di Bonto
Jolong, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sebagai rangkaian
dari Gebyar Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang akan berlangsung 3-7 Agustus.
Muhammadiyah Nurul Yamin, Wakil Ketua MPM mengatakan, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak. “Terutama Kabupaten Maros, PDM Kabupaten MAROS, Panin Bank Syariah, Muhammadiyah dan mitra strategis kami LAZISMU yang senantiasa bergerak dalam dakwah,” katanya (31/8/2015).
Tanam padi ramah
lingkungan ini adalah jawaban terhadap ironi bangsa terhadap dunia pertanian yang
dikenal sebagai bangsa gemah ripah lohjinawi. “Tapi persoalan pangan di negeri
ini menjadi problem serius,” tambahnya sebelum prosesi penanaman. MPM sejak 10
tahun terakhir berupaya menggelorakan jihad kedaulatan pangan. “Ada dua
strategi yang kami kembnagkan di sini, strategi pertama On Farming, yaitu bagaimana teknologi pangan dapat menopang cara
bertani yang akan kita lakukakan dengn spirit berkemajuan sehingga dapat
dikembangkan,” jelasnya.
Strategi kedua, Off
Farming, berupa pendekatan budaya pangan Indonesia, di mana bumi Maros ini
sebagai lumbung di Sulawesi Selatan agar bisa dikembangkan secara maksimal. “ Strategi
ini untuk memperkuat para petani yang kenyataannya di Indonesia belum semuanya
menghasilkan keuntungan. Sehingga petani masih jauh dari hidup sejahtera”,
paparnya.
Dengan ramah
lingkungan kita mengefisiensikan biaya produksi. Dan dengan varietas padi yang
baik, kita tingkatkan produksi padinya. “Unsur-unsur kimiawi kita tinggalkan,
sehingga padi yang dihasilkan lebih nikmat dan sehat. Salah satu konsep tanam ramah lingkungn yaitu
dengan penggunaan pupuk organik dan pertanian terpadu,” pungkas Yamin.
Sementara itu, Zamroni
mewakili dari PP Muhammadiyah, mengatakan, ikhtiar yang dilakukan MPM adalah
perintah agama untuk memakmurkan bumi dari kerusakan. “Di samping itu, untuk memberdayakan mereka yang
lemah karena dengan penanaman ini kita ikut menyejahterakan petani,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Maros Hatta Rahman, mengatakan, pihaknya menilai produktivitas merupakan kendala berat yang dihadapi petani di Kabupaten Maros. “Untuk itu, pihaknya sangat berterimakasih karena Muhammadiyah mau membantu petani Maros untuk meningkatkan produktivas padi dengan teknik ramah lingkungan,” tuturnya. Semoga ini menjadi titik awal pengembangan padi ramah lingkungan di Kabupaten Maros, tambahnya.
Selain itu, Hatta juga berharap pemerintah bisa melakukan subsidi pupuk lebih baik. Pasalnya, sampai saat ini, petani di Maros kesulitan mendapatkan pupuk, padahal pemerintah sudah melakukan subsidi pupuk lebih banyak.
Menurut
Ketua Badan Pengurus Lazismu, Hajriyanto Y. Thohari, sudah saatnya pemerintah berpihak
kepada petani. Persoalan itu sangat memengaruhi produksi pangan yang merugikan
petani, termasuk kebijakan impor. “Kebutuhan petani menyangkut infrastruktur semakin
sulit di akses petani,” katanya.
LAZISMU bersama MPM, selama ini telah dapat
membantu dan memberdayakan petani. “Terutama memberikan pelatihan dan
pendidikan bertani secara organik. Intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi pertanian tidak akan bermakna jika pemerintah mengabaikan petani,”
paparnya.
0 comments:
Post a Comment
Apa Tanggapan Anda? Atau Ada Ide lain yang mencerahkan?